Lirih, ia coba 'tuk tetap mengungkap cinta.
Apatah mengharap simpati, penolakan (dan selebihnya) adalah hal (yang selamanya 'kan tetap) biasa.
Tapi perilaku, hati dan lisannya ia coba 'tuk terus ekspresikan cinta.
Ah, kenapa kawan?
Karena sejati cinta adalah mencurah, bukan mengharap. Begitu ia jawab.
- - - - -
Mengenang episode kepergian Seorang Pecinta Sejati (SAW): "Ummati, Ummati, Ummati..." ("Ummatku, Ummatku, Ummatku...")
= = = = = =
Pic by *BatDesignZ at deviantart.com
5 comments:
Hikz, menggugah hati..
Maksudnya cinta Nabi Muhammad kepada umatnya ya?
yupzz... teorinya sih cinta adalah mencurah, bukan mengharap.. tapi.. jika tanpa pengharapan disebut cinta jg kah??
to riniiy: kira2 gitu lah :)
to diah: iya, makanya di sana rangkaian katanya pakai "sejati cinta", yang bukan berarti nggak termasuk mengharap. :)
banyak orang berujar bahwa dia sungguh mengerti makna cinta sejati...tapi justru menenggelamkan dirinya sendiri dalam kepalsuan cinta...
salah satu contoh cinta tak berpamrih nan eksotik adl kisah Rabiah al-Adawiyah...
"Ya Rabbi, jikalau ibadahku hanya mengharapkan surgaMu, maka jauhkanlah aku darinya, dan bila ibadahku hanya karena takut kan nerakaMu, maka dekatkanlah aku dengannya...ibadahku semata2 hanyalah karena aku mencintaiMu..."
makasih mba' rosa dan diah. bagus komentarnya. cinta yg seperti itu memang kurang baik.
dalam pembagian cinta dari yang tertinggi sampai ke yg rendah, sebenarnya cinta yg di sini bukan jenis utk prioritas pertama dan kedua. yg ini kira2 di tengah2. maka yg ada di sana ekspresi nabi: "ummati..3x"
penambahan kata "sekedar" di antara "bukan" dan mengharap mungkin bisa memperjelas.
Post a Comment