Tuesday, January 23, 2007

Rizki Bagi Pemuda Melayu

Malam masih malu beranjak. Di antara keremangan lampu, pemuda kalem itu berjalan menjauhi masjid. Dia menoleh dan mendekati kendaraan itu ketika mendengar bunyi klakson dibunyikan seorang pengemudi.

"Aahh... assalamu'alaikum. Lama tidak ketemu," sapanya ramah.

"Wa 'alaikumussalam," si pengemudi menjawab salam sambil tersenyum.

Setelah bertanya kabar, si pengendara bertanya, "kamu sekarang tinggal di sebelah sana?" sambil bergumam dalam hati, "ini arah yang berbeda dari asrama mahasiswa tempat tinggal saudara ini yg terakhir saya ketahui."

Pemuda kalem itu menjawab, "Iya, di jalan yang di seberang sana."

"Oya?" Si pengendara terkejut gembira. "Ada berapa rumah di sana yang kalian tempati? Ada berapa orang?" tanya sang pengendara, ingin menjawab curiosity-nya. Cukup sering dia melihat mahasiswa Melayu ini di lingkungan itu.

"Ada tiga kontrakan. Tiap kontrakan kami huni berempat, jadi ada 12 orang. Dua kontrakan laki-laki, satu kontrakan perempuan." jawab pemuda Melayu itu.

"Wow, alhamdulillah. Asik dong." Jawab si pengendara.

"Alhamdulillah..." si kalem menimpali.

"Masya Allah..." timpal si pengendara lagi, sebelum akhirnya pamitan.

Ada rasa iri di benak pengendara itu. Dia teringat dulu pernah mendaftar untuk jadi penghuni salah satu kontrakan persis di daerah pemuda Melayu tadi. Dekat masjid. Pendaftarannya tidak diterima. Rupanya Allah lebih menghendaki mereka menetapi daerah yang menurutnya ideal itu. Rumah kontrakan dua kamar di daerah itu cukup mahal untuk dihuni dua orang, tapi tergolong sangat murah jika patungan empat orang.


Si pengendara terus melaju dengan menyusuri udara subuh. Dia teringat cerita yang pernah didengarnya tentang dikuranginya jatah beasiswa para mahasiswa Melayu oleh sponsor mereka, dengan beberapa cerita kesulitan lain tentang sebagian dari mereka. Si pengendara bergumam, mungkin ini jawaban doa mereka. Mungkin pemuda-pemudi shalih/shalihah itu tak henti berdoa setelah itu dengan penuh harap dan cemas atas kesulitannya, dan Allah menjawabnya dengan keadaan yang kebalikannya.

"...Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya..."
(QS. Ath Thalaq: 2-3)

Pemuda itu sudah tiba di rumah kontrakannya. Lantunan al-Quran terdengar menemani pagi di sana.

No comments: